Sunday, January 18, 2015

💥Kenalilah Futur dan Gejalanya

🌺Allah berfirman, "Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 146).
🌴Ketahuilah bahwa seorang muslim tidak mungkin senantiasa dalam satu kondisi keimanan, sebagaimana Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah bahwa iman itu  bertambah dengan ketaatan, dan berkurang dengan kemaksiatan.
🌴Seorang Sahabat Handzalah, mengeluh tentang perubahan kondisi hati dan keimanannya ketika dia jauh dari majlis Rasulullah.
Handzalah berkata : Abu Bakar menemuiku, dan berkata: bagaimana kondisimu wahai Handzalah, ia menjawab : Handzolah telah menjadi munafiq. Abu Bakar berkata : subhanallah. Kamu berbicara apa ?.  aku menjawab : Aku jika bersama Rasulullah yang mengingatkan tentang surga dan neraka, seakan-akan aku melihat dengan mata kepala sendiri. Tetapi ketika kita keluar dari majlis Rasulullah, kita bermain-main dengan anak dan istri, sehingga kita terlena dan lalai. Abu Bakar berkata : Demi Allah, aku juga begitu, sama denganmu. Lalu Abu Bakar dan Handzalah pergi ke Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menceritakan apa yang terjadi. Lalu Rasulullah bersabda : "Demi yang jiwaku ada di TanganNya, kalau kondisi kalian senantiasa tetap seperti ketika bersamaku, maka niscaya para malaikat akan bersalaman dengan kalian di tempat tidur kalian juga di jalan-jalan kalian. Tetapi wahai Handzalah, sesaat-sesaat. (HR. Muslim).  
🌴 Futur, Menurt Ibnu Mandhur dalam kamusnya, mengandung dua arti, yaitu :
Pertama yaitu terputus setelah bersambung, terdiam setalah bergerak terus.
Kedua yaitu malas, lamban atau kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan suatu penyakit yang dapat menimpa siapapun yang berdakwah di jalan Allah atau yg tidak.
Futur yang paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus melakukan ibadah.
Ar Râghib berkata, "Futûr ialah diam setelah giat, lunak setelah keras, dan lemah setelah kuat."
🌴Ibnul Qayyîm berkata, "Saat-saat futur bagi orang-orang yang meniti jalan menuju Allah adalah hal yang tak dapat terhindarkan. Barangsiapa yang futûrnya membawa ke arah murâqabah (merasa diawasi oleh Allah) dan senantiasa berlaku benar, tidak sampai mengeluarkannya dari ibadah-ibadah fardhu, dan tidak pula memasukkannya dalam perkara-perkara yang diharamkan, maka diharapkan ia akan kembali dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya." Gejala Futur Para ulama menerangkan beberapa tanda yang dengannya dapat diketahui apakah seseorang itu terjangkiti penyakit futûr atau tidak sehingga dia bisa segera mengobatinya.
🌴 Diantara tandanya yang terpenting sebagai berikut:
1.Bermalas-malasan dalam melaksanakan ibadah dan ketaatan; namun ini tidak bermakna meninggalkan ibadah-ibadah fardhu. Sebab jika ibadah fardhu ditinggal maka seseorang itu berstatus fâsik, ‘âshy (pelaku kemaksiatan), disamping itu dia telah menyerupai orang-orang munafik -sekalipun ia tidak termasuk dari mereka- dimana mereka disifati oleh Allah, "Dan mereka tidak mengerjakan shalat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (At Taubah: 54).
2.Merasakan kekerasan dan kekasaran hati. Allah berfirman, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (Al Hadîd: 16).
 3.Merasa tidak bertanggung jawab terhadap beban yang ada di pundaknya. Ia tidak mau memikul beban dakwah, cuek dengan kondisi ummat yang tengah tercabik-cabik, kehilangan jati diri, dan jauh dari Allah ta'ala.
4.Perhatian yang besar terhadap dunia, sibuk dengan urusan-urusan duniawi dengan jalan merusak kehidupan akhiratnya. Kesibukan telah menghalanginya untuk mempersiapkan diri bertemu dengan Allah ta'ala.
5.Banyak ngomong pada hal hal yang tidak bermanfaat. Menyia-nyiakan waktu tanpa faidah. Majlis orang-orang taat diketahui dengan dzikrullah di dalamnya, majlis orang-orang maksiat diketahui dengan kemaksiatan-kemaksiatan di dalamnya. Sedang majlis orang-orang futur diketahui dengan banyaknya pembincangan tak berguna di dalamnya.
6.Meremehkan dosa-dosa kecil, padahal tidak ada dosa kecil jika dilakukan berkali-kali atau terus-terusan.
7.Gemar menunda-nunda pekerjaan.
Barangsiapa yang mentadabburi firman Allah berikut ini, maka ia akan memahami hakikat dari penundaan. "Janganlah kamu pergi berangkat (berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah, "Api neraka jahannam itu lebih panas(nya), jika mereka mengetahui." (At Taubah: 81). Wallau a'lam
Sumber: Mausu'ah Syaikh Al-Munajjid;Muhadhoro

No comments:

Post a Comment