🌺Allah
berfirman, "Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang
sabar." (Ali Imran: 146).
🌴Ketahuilah
bahwa seorang muslim tidak mungkin senantiasa dalam satu kondisi keimanan,
sebagaimana Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah bahwa iman itu bertambah dengan
ketaatan, dan berkurang dengan kemaksiatan.
🌴Seorang
Sahabat Handzalah, mengeluh tentang perubahan kondisi hati dan keimanannya
ketika dia jauh dari majlis Rasulullah.
Handzalah berkata
: Abu Bakar menemuiku, dan berkata: bagaimana kondisimu wahai Handzalah, ia
menjawab : Handzolah telah menjadi munafiq. Abu Bakar berkata : subhanallah.
Kamu berbicara apa ?. aku menjawab : Aku jika bersama Rasulullah yang
mengingatkan tentang surga dan neraka, seakan-akan aku melihat dengan mata
kepala sendiri. Tetapi ketika kita keluar dari majlis Rasulullah, kita bermain-main
dengan anak dan istri, sehingga kita terlena dan lalai. Abu Bakar berkata :
Demi Allah, aku juga begitu, sama denganmu. Lalu Abu Bakar dan Handzalah pergi
ke Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menceritakan apa yang terjadi. Lalu
Rasulullah bersabda : "Demi yang jiwaku ada di TanganNya, kalau kondisi
kalian senantiasa tetap seperti ketika bersamaku, maka niscaya para malaikat
akan bersalaman dengan kalian di tempat tidur kalian juga di jalan-jalan
kalian. Tetapi wahai Handzalah, sesaat-sesaat. (HR. Muslim).
🌴 Futur,
Menurt Ibnu Mandhur dalam kamusnya, mengandung dua arti, yaitu :
Pertama yaitu
terputus setelah bersambung, terdiam setalah bergerak terus.
Kedua yaitu
malas, lamban atau kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan
suatu penyakit yang dapat menimpa siapapun yang berdakwah di jalan Allah atau
yg tidak.
Futur yang paling
ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus melakukan ibadah.
Ar Râghib
berkata, "Futûr ialah diam setelah giat, lunak setelah keras, dan lemah
setelah kuat."
🌴Ibnul
Qayyîm berkata, "Saat-saat futur bagi orang-orang yang meniti jalan menuju
Allah adalah hal yang tak dapat terhindarkan. Barangsiapa yang futûrnya membawa
ke arah murâqabah (merasa diawasi oleh Allah) dan senantiasa berlaku benar,
tidak sampai mengeluarkannya dari ibadah-ibadah fardhu, dan tidak pula
memasukkannya dalam perkara-perkara yang diharamkan, maka diharapkan ia akan
kembali dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya." Gejala Futur Para
ulama menerangkan beberapa tanda yang dengannya dapat diketahui apakah
seseorang itu terjangkiti penyakit futûr atau tidak sehingga dia bisa segera
mengobatinya.
🌴
Diantara tandanya yang terpenting sebagai berikut:
1.Bermalas-malasan
dalam melaksanakan ibadah dan ketaatan; namun ini tidak bermakna meninggalkan
ibadah-ibadah fardhu. Sebab jika ibadah fardhu ditinggal maka seseorang itu
berstatus fâsik, ‘âshy (pelaku kemaksiatan), disamping itu dia telah menyerupai
orang-orang munafik -sekalipun ia tidak termasuk dari mereka- dimana mereka
disifati oleh Allah, "Dan mereka tidak mengerjakan shalat melainkan dengan
malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa
enggan." (At Taubah: 54).
2.Merasakan
kekerasan dan kekasaran hati. Allah berfirman, "Belumkah datang waktunya
bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan
kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti
orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian
berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan
kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (Al Hadîd: 16).
3.Merasa tidak bertanggung jawab terhadap
beban yang ada di pundaknya. Ia tidak mau memikul beban dakwah, cuek dengan
kondisi ummat yang tengah tercabik-cabik, kehilangan jati diri, dan jauh dari
Allah ta'ala.
4.Perhatian yang
besar terhadap dunia, sibuk dengan urusan-urusan duniawi dengan jalan merusak
kehidupan akhiratnya. Kesibukan telah menghalanginya untuk mempersiapkan diri
bertemu dengan Allah ta'ala.
5.Banyak ngomong
pada hal hal yang tidak bermanfaat. Menyia-nyiakan waktu tanpa faidah. Majlis
orang-orang taat diketahui dengan dzikrullah di dalamnya, majlis orang-orang
maksiat diketahui dengan kemaksiatan-kemaksiatan di dalamnya. Sedang majlis
orang-orang futur diketahui dengan banyaknya pembincangan tak berguna di
dalamnya.
6.Meremehkan
dosa-dosa kecil, padahal tidak ada dosa kecil jika dilakukan berkali-kali atau
terus-terusan.
7.Gemar
menunda-nunda pekerjaan.
Barangsiapa yang
mentadabburi firman Allah berikut ini, maka ia akan memahami hakikat dari
penundaan. "Janganlah kamu pergi berangkat (berperang) dalam panas terik
ini." Katakanlah, "Api neraka jahannam itu lebih panas(nya), jika
mereka mengetahui." (At Taubah: 81). Wallau a'lam
Sumber: Mausu'ah Syaikh
Al-Munajjid;Muhadhoro
No comments:
Post a Comment