Monday, January 19, 2015

💥Sunnah dalam Menghadapi Penguasa Zhalim

🌴Sekarang ini kita dihadapkan kepada pemerintahan yang semakin hari semakin aneh-aneh dan nyeleneh.
Bagaiman sikap yang benar menghadapi mereka, jangan sampai kita terjerumus dalam kerusakan dan perpecahan karena kekliruan sikap yang dikibatkan emosi sesaat. Islam telah meletakkan rambu-rambu yang benar dalam menghadapi kondisi seperti ini. Kita tidak boleh berlebihan dan juga tidak boleh apatis.
🌴Penguasa yang Zhalim
 Ali bin Abi Thalib berkata, “Masyarakat tidak bisa jadi baik jika hidup tanpa pemimpin, baik pemimpin tersebut adalah orang yang sholih ataupun orang yang zalim.” Ada yang menyanggah beliau terkait dengan kalimat ‘ataupun orang yang zalim. ‘Ali menjelaskan, "Bahkan dengan sebab penguasa yang zalim jalan-jalan terasa aman, rakyat bisa dengan tenang mengerjakan shalat dan berhaji ke Ka'bah." (Tafsir Al Kabir wa Mafatih Al Ghaib, Muhammad Ar Razi 13: 204). Allah ta'ala berfirman:
 وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
 “Dan kami jadikan sebagian orang zalim itu sebagai teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka kerjakan”. (Al An'am:29).
🌴Sunnah dalam menghadapi penguasa yang zholim:
1. Jihad Melawan Penguasa Zalim dengan menasehati.
 Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
 أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
“Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim." (HR. Abu Daud no. 4344 disohihkan Al-Albany).
2. Bersabar terhadap Pemimpin yang Zholim dan tidak memberontak.
Ibnu Abil ‘Izz berkata, "Hukum mentaati pemimpin adalah wajib, walaupun mereka berbuat zholim (kepada kita). Jika kita keluar dari mentaati mereka maka akan timbul kerusakan yang lebih besar dari kezholiman yang mereka perbuat. Bahkan bersabar terhadap kezholiman mereka dapat melebur dosa-dosa dan akan melipat gandakan pahala. Allah Ta'ala tidak menjadikan mereka berbuat zholim selain disebabkan karena kerusakan yang ada pada diri kita juga. Ingatlah, yang namanya balasan sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan (al jaza' min jinsil ‘amal). Oleh karena itu, hendaklah kita bersungguh-sungguh dalam istigfar dan taubat serta berusaha mengoreksi amalan kita.(Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah, 379)
Rasulullah bersabda,"Barang siapa melihat dari penguasanya sesuatu yang dia benci hendaklah dia bersabar"(HR Buhory-Muslim)
3. Memperbanyak doa kepada Allah. Rasulullah bersabda,"Kalian akan melihat setelahku nanti penguasa yang egois (diskriminatif) dan perkara-perkara yang kalian tidak sukai, Mereka (sahabat) bertanya,"Apa yang engkau perintahkan kepada kami Ya Rasulallah? Jawab beliau,"tunaikanlah pada mereka hak-hak mereka dan memintalah hak kalian kepada Allah"(HR Buhory, 7052 dan Muslim)
Mendoakan kebaikan dan taufiq kepada Penguasanya. Sampai-sampai sebagian Salaf mengatakan:"Seandainya aku mengetahui bahwa aku memiliki do'a yang mustajab, niscaya akan aku manfaatkan untuk mendo'akan pemimpin. Karena baiknya mereka adalah baik untuk rakyatnya"(Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah)
4. Memperbaiki diri dan menjauhi kezholiman. Allah berfirman,  "Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (Al An'am : 129)
Apabila rakyat menginginkan terbebas dari kezholiman seorang pemimpin, maka hendaklah mereka meninggalkan kezholiman.
Berkata Ibnul Qayyim Al Jauziyyah ketika menjelaskan ayat ini, "Perhatikanlah hikmah Allah ta'ala yang menjadikan pemimpin, penguasa dan raja segenap hamba-Nya berdasarkan jenis amal yang mereka kerjakan. Bahkan seolah-olah penguasa adalah cerminan dari perbuatan rakyatnya. Jika umat istiqomah berjalan diatas kebenaran maka demikian pula penguasanya. Jika masyarakat berlaku adil, maka yang memimpin mereka pun insan yang adil. Bila tipu daya dan makar tersebar dan dipraktekkan secara luas oleh rakyat, maka rajanya pun demikian -gemar menipu rakyatnya-.(Miftah Daaris Sa'adah, 2/177-178)
Fakhruddin Ar Razi mengatakan, "Jika rakyat ingin terbebas dari penguasa yang zalim maka hendaklah mereka meninggalkan kezaliman yang mereka lakukan." (Tafsir At Tahrir, Ibnu Asyur, 8: 74)
5. Berpegang dengan Jama'ah dan Kembali kepada Islam yang benar. Sebagaimana wasiat Rasulullah kepada Hudzaifah ketika mengahdapi fitnah di akhir zaman,"Kamu ikuti Al-Jama'ah, tinggalkan seluruh firqoh-firqoh (kelompok-kelompok sesat) itu semua, walaupun kamu harus dengan menggigit akar pepohonan"(HR Buhory-Muslim). Wallahu a'lam

Sumber: Syarh Aqidah Ath-Thohawiyah; Al-MAusu'ah filhadit

No comments:

Post a Comment