🌴Sekarang
ini kita dihadapkan kepada pemerintahan yang semakin hari semakin aneh-aneh dan
nyeleneh.
Bagaiman sikap
yang benar menghadapi mereka, jangan sampai kita terjerumus dalam kerusakan dan
perpecahan karena kekliruan sikap yang dikibatkan emosi sesaat. Islam telah
meletakkan rambu-rambu yang benar dalam menghadapi kondisi seperti ini. Kita
tidak boleh berlebihan dan juga tidak boleh apatis.
🌴Penguasa
yang Zhalim
Ali bin Abi Thalib berkata, “Masyarakat tidak
bisa jadi baik jika hidup tanpa pemimpin, baik pemimpin tersebut adalah orang
yang sholih ataupun orang yang zalim.” Ada yang menyanggah beliau terkait
dengan kalimat ‘ataupun orang yang zalim. ‘Ali menjelaskan, "Bahkan dengan
sebab penguasa yang zalim jalan-jalan terasa aman, rakyat bisa dengan tenang
mengerjakan shalat dan berhaji ke Ka'bah." (Tafsir Al Kabir wa Mafatih Al
Ghaib, Muhammad Ar Razi 13: 204). Allah ta'ala berfirman:
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan kami jadikan sebagian orang zalim itu
sebagai teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka kerjakan”. (Al
An'am:29).
🌴Sunnah
dalam menghadapi penguasa yang zholim:
1. Jihad Melawan
Penguasa Zalim dengan menasehati.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ
جَائِرٍ
“Jihad yang
paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa
yang zalim." (HR. Abu Daud no. 4344 disohihkan Al-Albany).
2. Bersabar
terhadap Pemimpin yang Zholim dan tidak memberontak.
Ibnu Abil ‘Izz
berkata, "Hukum mentaati pemimpin adalah wajib, walaupun mereka berbuat
zholim (kepada kita). Jika kita keluar dari mentaati mereka maka akan timbul
kerusakan yang lebih besar dari kezholiman yang mereka perbuat. Bahkan bersabar
terhadap kezholiman mereka dapat melebur dosa-dosa dan akan melipat gandakan
pahala. Allah Ta'ala tidak menjadikan mereka berbuat zholim selain disebabkan
karena kerusakan yang ada pada diri kita juga. Ingatlah, yang namanya balasan
sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan (al jaza' min jinsil ‘amal). Oleh
karena itu, hendaklah kita bersungguh-sungguh dalam istigfar dan taubat serta
berusaha mengoreksi amalan kita.(Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah, 379)
Rasulullah
bersabda,"Barang siapa melihat dari penguasanya sesuatu yang dia benci
hendaklah dia bersabar"(HR Buhory-Muslim)
3. Memperbanyak
doa kepada Allah. Rasulullah bersabda,"Kalian akan melihat setelahku nanti
penguasa yang egois (diskriminatif) dan perkara-perkara yang kalian tidak
sukai, Mereka (sahabat) bertanya,"Apa yang engkau perintahkan kepada kami
Ya Rasulallah? Jawab beliau,"tunaikanlah pada mereka hak-hak mereka dan
memintalah hak kalian kepada Allah"(HR Buhory, 7052 dan Muslim)
Mendoakan
kebaikan dan taufiq kepada Penguasanya. Sampai-sampai sebagian Salaf
mengatakan:"Seandainya aku mengetahui bahwa aku memiliki do'a yang
mustajab, niscaya akan aku manfaatkan untuk mendo'akan pemimpin. Karena baiknya
mereka adalah baik untuk rakyatnya"(Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah)
4. Memperbaiki
diri dan menjauhi kezholiman. Allah berfirman, "Dan demikianlah Kami
jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian
yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (Al An'am : 129)
Apabila rakyat
menginginkan terbebas dari kezholiman seorang pemimpin, maka hendaklah mereka
meninggalkan kezholiman.
Berkata Ibnul
Qayyim Al Jauziyyah ketika menjelaskan ayat ini, "Perhatikanlah hikmah
Allah ta'ala yang menjadikan pemimpin, penguasa dan raja segenap hamba-Nya
berdasarkan jenis amal yang mereka kerjakan. Bahkan seolah-olah penguasa adalah
cerminan dari perbuatan rakyatnya. Jika umat istiqomah berjalan diatas kebenaran
maka demikian pula penguasanya. Jika masyarakat berlaku adil, maka yang
memimpin mereka pun insan yang adil. Bila tipu daya dan makar tersebar dan
dipraktekkan secara luas oleh rakyat, maka rajanya pun demikian -gemar menipu
rakyatnya-.(Miftah Daaris Sa'adah, 2/177-178)
Fakhruddin Ar
Razi mengatakan, "Jika rakyat ingin terbebas dari penguasa yang zalim maka
hendaklah mereka meninggalkan kezaliman yang mereka lakukan." (Tafsir At
Tahrir, Ibnu Asyur, 8: 74)
5. Berpegang
dengan Jama'ah dan Kembali kepada Islam yang benar. Sebagaimana wasiat
Rasulullah kepada Hudzaifah ketika mengahdapi fitnah di akhir zaman,"Kamu
ikuti Al-Jama'ah, tinggalkan seluruh firqoh-firqoh (kelompok-kelompok sesat)
itu semua, walaupun kamu harus dengan menggigit akar pepohonan"(HR
Buhory-Muslim). Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment