💥Futur
(malas dalam beramal kebaikan) adalah salah satu penyakit hati. Sebagaimana
penyakit fisik, yang munculnya disebabkan sesuatu hal demikian pula penyakit
futur juga ada sebabnya. Tentunya mencegah datangnya penyakit lebih baik daripada
mengobati penyakit ketika sudah datang menjangkit. Dan ketika penyakit
dibiarkan akan semakin parah dan kronis sehingga semakin sulit untuk
mengobatinya. Demikian pula penyakit futur, ketika sudah kronis akan
membahayakan bagi yang terjangkit sehingga dia putus asa darinya. Maka dari itu
hendaknya kita mengetahuinya lalu kita menjauhi dan menjaga darinya
🌴Sebab
munculnya Futur:
1, berlebihan
dalam Din (Agama). Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,“Sesungguhnya Agama
itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau
menjadi berat mengamalkannya." (HR Muslim).
2, berlebih-lebihan
dalam hal yang mubah. Allah berfirman, "Makan dan minumlah, tapi jangan
berlebih-lebihan. Sesuangguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan." (QS Al A‘raf: 31).
3, memisahkan
diri dari jamaah. Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari jamaah.
Jauhnya seseorang dari jamaah membuatnya mudah dimangsa syetan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Syetan
itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang
terpisah dari kawanannya.” (HR. Ahmad dihasankan Al-Albany dalam Al-Jami’).
4, sedikit
mengingat akhirat. Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat
beramal. Selalu diingatakan adanya hisab atas setiap amalnya. Sebaliknya,
sedikit mengingat akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini
disebabkan tidak adanya pemicu amal, yaitu untuk mendapatkan pahala di sisi
Allah. Rasulullah bersabda: "Sekiranya engkau mengetahui apa yang aku
ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Para shahabat
bertanya, "Apa yang Anda lihat wahai Rasulullah?" Aku telah melihat
indahnya surga dan ngerinya neraka." (HR. Muslim).
5, masuknya
hal yang haram ke dalam dirinya. Mengkonsumsi sesuatu yang syubhat, apalagi
haram. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menjaga diri dari syubhat, maka
ia telah melindungi agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa terjerumus
dalam syubhat, maka ia bisa terperosok dalam perkara yang haram." (HR.
Bukhari no. 52, dan Muslim no. 1599).
6, tidak
mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. "Hai orang-orang yang beriman
sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh
bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka." (QS Al Ahqaf: 14).
7, bersahabat
dengan orang-orang yang suka bermaksiyat, lemah dan jelek agamanya. Rasulullah
bersabda, "Seseorang sangat dipengaruhi teman dekatnya, maka hendaklah ia
melihat (selektif) dengan siapa ia berteman." (HR. Abu Daud dihasankan
Al-Albany).
8, spontanitas
dalam beramal dan tidak kontinyu. Amal yang tidak terencana, tidak memiliki
tujuan sasaran dan sarana yang jelas, tidak dapat melahirkan hasil yang
diharapkan. Karena itu setiap amal harus memiliki siasat amal (sistematika
kerja). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal. Karena itu, amal
yang paling di sukai Allah adalah yang sedikit tapi kontinyu. Rasulullah
bersabda, "Lakukanlah amal sesuai dengan kemampuanmu karena sesungguhnya
Allah tidak merasa bosan sehingga kamu sendiri merasa bosan. Sesungguhnya
amalan yang paling disukai Allah ialah yang dilakukan secara rutin walau pun
sedikit." (HR. Bukhari & Muslim).
9, jatuh dalam
kemaksiatan. . Perbuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika
kondisi ini terjadi, sulit diharapkan pada seorang juntuk beramal yang lebih
baik. Karena itu, tatkala Imam Syafi'i duduk di hadapan Imam Malik untuk
belajar, Imam Malik sangat kagum akan kecerdasan dan daya hafalnya hingga
beliau bertutur, "Aku melihat Allah telah menyiratkan cahaya di hatimu,
wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat. "Imam
Syafi'i bertutur, Aku mengadu tentang kelemahan hafalanku yang buruk. Dia
memberiku bimbingan untuk meninggalkan kemaksiatan seraya berkata, ‘Ketahuilah,
ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada si pelaku dosa dan
kemaksiatan".
10, menyia-nyiakan
waktu dengan perbuatan yang sia-sia. Rasulullah bersabda, "Diantara tanda
baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat
baginya.” (HR Tirmidzy disohihkan Al-Albany)
اللهم يا مقلب
القلوب ثبت قلبي على دينك
Wallau a’lam.
No comments:
Post a Comment