SHALAT itu sehat,
dan sehat itu shalat. Berarti ada korelasi antara bentuk ibadah ini dengan
kondisi tubuh manusia. Bisa juga sudah sifatnya otomatis antara orang yang shalat
pasti ujung ujungnya sehat. Berarti bisa dikatakan, orang yang sakit bisa jadi
shalat secara fiqihnya sudah betul, tapi shalat secara tasawufnya harus
diperbaiki.
Menurut dr. Azwar
Bahar, Sp. B.Onk, menyatakan shalat adalah deteksi dini gratis. Bila banyak
penyakit harus melalui pemeriksaan penunjang, shalat mengisyaratkannya dengan
nyeri atau pun tidak nyaman sewaktu melakukan rangkaian gerakan teratur ini.
Itu pun terkait
dengan penyakit tulang yang sedang gencar dilawan: osteoporosis. Shalat menguatkan
tulang, sementara osteoporosis melemahkan tulang terutama tulang belakang,
pilar tubuh yang terbungkus dengan daging. Pilar ini terbentuk di usia empat
masa janin. Disinilah terpancang kepala, rongga dada tempat lengan tersangkut,
dan panggul tempat tungkai. Pilar ini juga memuat saraf untuk setiap anggota
tubuh.
Jika digambarkan,
tulang belakang terdiri dari 7 keping tulang leher (cervical), 12 dada
(thorakal), 5 punggung (lumbar), 5 kelangkang (sacrum) yang bersatu dan 3-5
ekor (coccygeal) yang juga bersatu. Semuanya berada dalam satu tatanan yang
tersusun rapi dan saling berhubungan dalam persendian yang diperkuat oleh
ligamen (jaringan ikat). Di tengahnya terdapat terowongan yang diisi oleh
saraf.
Tulang belakang
diperkuat pula di beberapa tempat. Di dada ia ditunjang oleh rongga dada dengan
12 keping tulang rusuk yang berhubungan langsung dengannya. Di kedua sisi
rongga tempat paru dan jantung ini, terdapat bahu, tempat melekatnya lengan.
Otot dada dan
bahu melapis kokoh susunan ini. Di punggung ia ditunjang oleh tulang panggul
(coxae) tempat melekatnya tulang paha. Penyebaran gaya berat ini dilapisi otot
punggung yang tebal dan kuat hingga meringankan bebannya. Keping tulang itu
sendiri terdiri dari zat kapur. Kekurangan zat ini mengakibatkan keropos,
sedangkan bila kelebihan mengakibatkan kekakuan. Untuk hidupnya, ia dialiri
darah secara khusus dan diamankan dari infeksi dengan getah bening (limfe).
Maka, ialah tanda
lahir dari makhluk berbentuk lain, si penerima amanah. Pilar inilah yang
membuat manusia bukan hanya bisa berdiri, tetapi berjalan dengan tegak hingga
mampu menunaikan perintah shalat.
Osteoporosis
sendiri merupakan pengeroposan tulang yang terjadi di hari tua. Kejadiannya
berhubungan erat dengan kualitas tulang di usia 28-an tahun. Pertumbuhan tulang
diatur oleh dua hormon kelamin, yakni estrogen untuk wanita, dan testosterone
lelaki. Menjelang usia 21-an, ia tumbuh dengan cepat hingga pergantian sel
tulang yang pensiun karena habis masa kerjanya dapat diabaikan. Pertumbuhan
berakhir di usia 28-an. Sesudah itu ia hanya bersifat peremajaan, yaitu sel
baru seimbang dengan sel kadaluarsa. Di usia tua, kedua hormon ini berkurang
sehingga peremajaan tidak terjadi. Bagi tulang belakang, shalat pada waktunya,
seperti yang diajarkan Rasulullah SAW adalah jaminan mutu.
Demikian pula
ketika berbicara mengenai aliran darah, pernapasan, ataupun aliran getah
bening. Semuanya tuntas terpecahkan dalam tiap gerakan shalat.
No comments:
Post a Comment