Untuk membantu
menjawab pertanyaan itu, terlebih dulu kita perlu menjawab, mengapa ada adzab
dan mengapa ada ujian?
Adzab terjadi
karena dosa. Sedangkan setiap hari dosa pasti kita lakukan. Tidak ada seorang
pun di antara kita yang steril dari dosa.
Meskipun begitu,
tidak semua dosa berbuah adzab . Karena Allah telah memberi kita banyak cara
menghapuskan dosa dan dampak negatifnya. Kita bisa melaksanakan amal shalih
yang menghapus dosa, seperti shalat jamaah, shalat Jumat, bersedekah, puasa
Arafah, haji dan umrah, jihad fi sabilillah, dan sebagainya. Istighfar dan
taubat juga merupakan penghapus dosa. Kadang-kadang Allah juga memaafkan banyak
dosa kita semata karena sifat-Nya yang Maha Pengampun dan Penyayang. Jika tidak, Allah akan menimpakan
musibah berupa sakit, sempitnya rezeki, dan sebagainya. Musibah ini berfungsi
sebagai tebusan bagi dosa-dosa kita. Ia juga merupakan hukuman bagi kesalahan
kita. Kabar gembiranya, jika kita telah menerima hukuman dan membayar tebusan,
dosa-dosa pun berguguran. Bahkan, jika ia menjalani musibah dengan sabar,
ridha, dan ihtisab, lalu kembali kepada kebenaran, maka semua itu menjadi
rahmat dan membuahkan pahala berlipat ganda baginya.
Musibah sebagai
hukuman inikah adzab?
Ya, jika dilihat
dari sisi penderitaan yang kita rasakan, ia memang adzab. Tapi, dari sisi lain,
ia juga merupakan ujian bagi iman kita, apakah datangnya musibah itu lebih
mendekatkan kita kepada-Nya atau sebaliknya. Apakah ia akan meningkatkan iman
atau sebaliknya.
Ujian terjadi
untuk membuktikan iman dan apakah kita memiliki kesabaran. Kalau tidak ada
sakit, kemiskinan, kelaparan, dan lainnya bagaimana terbukti kesabaran kita?
Bagaimana dibuktikan iman kita kepada-Nya bahwa Dia Yang Menyembuhkan, Memberi
rezeki, dan Memberi makan?
Wallahu a'lam
@mangestiwaluyos
Pin BB: 2B8B947E
WA &
Telegram: 081.216.216.515
No comments:
Post a Comment