Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah,
Sungguh aku minta kepada-Mu ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal
yang diterima.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah,
Kapan Dibacanya?
Doa yang agung
ini dibaca setelah selesai dari shalat Shubuh. Termasuk bacaan zikir ba’da
shalat. Namun dikhususkan pada shalat Shubuh saja. Ini dikuatkan pula pada
redaksi lain dalam Musnad Ahmad, “Beliau membaca fi dubur al-Fajri (di belakang
shalat fajar) apabila beliau sudah selesai shalat.”
Keutamaan Doa
Doa ini
senantiasa dibaca Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam setiap paginya.
Tepatnya sesudah selesai mengerjakan shalat Shubuh.
Adapun isinya
sungguh sangat luar biasa. Berisi arahan seorang muslim dalam mengisi harinya.
Agar tidak lepas dari mencari ilmu yang manfaat, rizki yang halal, dan beramal
shalih yang diterima.
Seorang muslim
memulai harinya dengan bertawajjuh kepada Allah Ta’ala agar diberi tiga
permintaan yang sangat dibutuhkan dalam hidupnya. Ia meminta tolong kepada
Allah agar dibantu untuk mewujudkan harapannya yang agung ini.
Keutamaan Ilmu
Manfaat
Sangat luar
biasa, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengawali permintaan dalam doa ini
dengan ilmu yang manfaat sebelum beliau meminta rizki yang baik dan amal yang
diterima. Ini mengisyaratkan, dengan ilmu yang manfaat seorang muslim bisa
membedakan antara rizki yang baik (halal) dan yang tidak baik, membedakan
antara amal shalih yang diterima dan amal yang tidak shalih yang akan tertolak.
Karena terkadang seseorang rancu menilainya, ia mengira mengerjakan amal shalih
yang akan diterima padahal hakikatnya tidak demikian.
Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ
بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Terkadang terjadi
pula, seseorang mengira rizki dan harta yang diperolehnya adalah baik dan
bermanfaat. Padahal, sebenarnya ia buruk dan membahayakan. Dan seseorang tidak
bisa membedakan antara yang bermanfaat dan membahayakan, yang baik dan yang
buruk kecuali dengan ilmu yang manfaat.
Allaahumma Innii
As-aluka ‘ilmaan Naafi’an: ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya dan orang lain.
Di dalamnya terkandung makna bahwa ilmu ada dua macam: ilmu nafi’ (ilmu yang
manfaat) dan ilmu yang tak manfaat. Dan ilmu nafi’ yang paling utama adalah
ilmu yang diperoleh seorang muslim yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Dan ilmu manfaat inilah yang sering diminta oleh
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam doanya, “Ya Allah, jadikan
manfaat untukku apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku apa-apa yang
menfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu yang manfaat kepadaku.” (HR. Al-Tirmidzi)
Pentingnya Rizki
Baik (halal)
Makna rizqan
thayyiban dalam doa di atas adalah rizqan halalan (rizki yang halal). Ini juga
mengisyaratkan bahwa rizki ada dua bentuk: thayyib (baik) dank habits (buruk).
Sedangkan Allah Ta’ala adalah Thayyib (Maha Baik) dan tidak menerima kecuali
yang baik-baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang orang yang
beriman dengan sesuatu yang telah diperintahkan kepada para Rasul-Nya.
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَاعْمَلُوا صَالِحاً
Wahai para Rasul
makanlah kamu dari yang baik dan kerjakanlah amal shaleh.” (QS. Al-Mukminun:
51)
Makan yang halal
akan membantu seseorang dalam beramal shalih. Siapa yang makanannya halal maka
anggota badannya akan terdorong untuk menjalankan ketaatan. Sebaliknya, siapa
yang makanannya haram maka anggota badannya akan terdorong berbuat maksiat baik
ia kehendaki atau tidak, ia tahu atau tidak. Imam Ahmad berkata: Apabila
makanan mengumpulkan empat perkara maka ia telah sempurna: apabila disebut nama
Allah di awalnya, memuji Allah (Alhamdulillah) di akhirnya, banyak tangan yang
ikut memakannya, dan diperoleh dari jalan yang halal.”
Amal Diterima
Makna ‘Amalan
Mutaqabbala adalah amal yang diterima di sisi Allah Ta’ala. Amal yang akan
mendapat pahala dan ganjaran yang baik dari-Nya. Ini mengisyaratkan bahwa tidak
semua amal yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu diterima.
Tetapi hanya amal yang shalih saja yang akan diterima. Sedangkan amal disebut
shalih apabila dikerjakan hanya untuk Allah semata dan dikerjakan sesuai sunnah
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Apakah Cukup
Berdoa?
Doa ini harus
diikuti dengan mengusahakan sebab. Jika seseorang meminta ilmu manfaat, maka ia
harus mendatangi majelis ilmu, membaca buku, bertanya, dan selainnya.
Jika ia meminta
rizki yang baik maka ia haruslah bekerja, berdagang, dan cara-cara halal
lainnya untuk mendapatkan rizki.
Dan jika ia ingin
mendapat pahala dari amal shalihnya. Maka ia harus mengusahakan
syarat-syaratnya, yakni ia harus ikhlas dalam beramal dan menyesuaikan amal
dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Pertama bisa diperoleh
dengan mengesampingkan kepentingan dari selain Allah, ia menguatkan iradah
kepada Allah. Kedua, bisa diperoleh dengan ia memahami ajaran Islam yang telah
disampaikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Semoga Allah
menganugerahkan kepada kita ampunan dan rahmat-Nya sehingga melimpahkan
keberkahan dalam hidup kita. Wallahu Ta’ala A’lam.
No comments:
Post a Comment